Catatan hari ini
#khusus untuk Emak dan Bapak
=========
Krek!
Aku membuka pintu kantor Hocam Zakariya.
Wajah Hocam memandangku dengan ekspresi sedikit terkejut akibat pintu yang tiba-tiba terbuka, bersuara oleh sebab gagangnya yang aku putar.
Buru-buru. Segera menyapa "Gunaydin Hocam." Sapaku, dengan nafas Senin Kamis akibat berlari menaiki tangga di lantai 3.
"iyi gunler." Jawab Hocam Zakariya. Masih dalam postur wajah terkejut.
"Haa, Hanifa" Suara Hocam lebih tinggi. Namun wajahnya memang selalu ramah, meski suaranya tinggi dan marah, tetap saja tidak terlihat marah.
"Neden cok kisa mekale yazdin." Serbu pertanyaan hoca. "Kenapa pendek sekali artikel mu?"
"Haa...tapi kan...hoca." aku bersiap protes. "Lah bukannya beliau sendiri yang memintaku menulis topic 1,5 halaman dalam waktu yang sangat singkat. Dari pukul 13:00 hingga pukul 18:00." Dalam hatiku.
"Hoca saya sudah berusaha memendekkan tulisan itu berulang kali. Karena melebihi dari 1,5 halaman yang hoca minta." Suaraku akhirnya protes.
Hoca terdiam.
Suasana di dalam ruangan.
krik..krik...krik...
***
Kemaren serampung ujian mata kuliah Sosial Psikolojisi, setelah mengumpulkan kertas ujian tiba-tiba hoca memanggil. "Hanifa saya beri kamu 1 topik, saya mau kamu selesaikan malam ini dan kirimkan ke email saya sebelum pukul 18:00." Hazir misin. Are you ready." Wajah hoca Zakariya menatapku yang masih terpaku. Garuk-garuk jilbab, memikirkan harus mencari dan mengumpulkan referensi dalam waktu yang singkat. Meski akhirnya. "Hazirim hocam" In sha Allah siap hocam. Jawabku singkat.
Siang serampung ujian langsung berlari ke perpustakaan. Mencari buku dan segera pulang ke asrama. Segera selesaikan tugas artikel singkat ini. Biasanya kan minimal buat essay semalam. ini hanya hitungan jam. Detak jantungku tidak menentu.
****
Di dalam ruangan yang krik..krik..krik...
"Kamu bisa mengembangkan ide tulisanmu lebih banyak Hanifa."Kata hoca Zakariya.
Aku masih terdiam. Memandanga ubin Turki yang teksturnya lucu. Bukannya beliau yang meminta 1,5 halaman saja. Bagaimana sih hocam ini. Sungutku dalam hati. Terdiam.
"Tulisanmu sangat mengesankan. Aferin." Kata hoca Zakariya.
Aku: Haa...terpelongo.
Untuk Bapak dan Mak di kampung.
Alhamdulillah ya Rahman.