Reminder

"Beri aku pelajaran TERSULIT, aku akan BELAJAR" Maryamah Karpov

Wajahku sujud kepada Allah yang menciptakannya, dan yang membuka pendengaran dan penglihatannya

Dengan daya dan kekuatan dari-Nya, maka Maha Suci Allah, Sebaik-baik pencipta

(Tilawah Sajadah)

Sunday, February 10, 2013

Rumah Itu Bernama TULIPH


Perjalanan panjang sudah usai.
Banyak hal yang bisa kita lihat, dengar, dan rasakan.

POTONGAN PERTAMA


#1.
Cappadocia bak kota Kuno. Kotanya bercadas-cadas dan gelap, dindingnya berbatu hijau kelumutan tua. Memberikan kesan mistik dan "dingin kaku" dibawah lebatnya salju pagi itu. Disana aku bisa melihat dan merasakan bagaimana kekuasaan Allah membagi-bagi bumi dengan bebatuan hijau mati yang saling bertindih-tindihan. Tapi membuat hati ini bergetar-getar dibuatnya. Allahu Akbar!


#2.
Di kota yang lebih suka aku sebut "MISTERI KOTA TUA/ atau aku sebut The Ancient Small City" itu, benar-benar sunyi. Tidak ada suara jangkrik, apa lagi suara gemuruh mobil seperti Istanbul atau Ankara. kotanya sekali lagi "dingin dan kaku" dalam tanda kutip. Seputih dan sedingin badai salju.

Meski bermandi salju tebal yang cenderung membahayakan keselamatan kami, aku dan kedua penggila bumi daratan itu tetap ngotot melanjuttkan perjalanan menelusuri kota gelap Bawah Tanah bangunan ratusan abad yang lalu, Underground City.

#3.
Kami menunggu bus service Kota Bawah Tanah di penantian akhir karena kelalain kami dengan pesan pak Sopir "Jam terakhir hanya ada pukul 4." Betapa lalainya aku dan kedua rekanku yang masih menulusuri Kota gelap Bawah Tanah. Mengapa tidak ada masjid di tempat ini. "Burda cami yok." Begitulah kalimat akhir yang aku tangkap dari bapak Tua penjaga Gereja Tua masa Byzantium. Jadi jangan berharap bisa sedikit bersantai di mesjid, karena di sekitar kota gelap itu hanya ada gereja tua yang remang dan membuatku semakin resah. Meski dengan merinding aku menyempatkan membeli boneka kecil, berbaju tradisional wanita tua turki pedesaan. "Ini kota mistik." Bisikku dalam hati.

Kami menunggu service hingga magrib tiba. Duduk di sebuah loket usang yang baru di renovasi. sembari mengabaikan cerita "Horor" si mbah dukun Istanbul. Ah Cappadocia, untukmu kawan. Bila berkesempatan ke turkey, berkunjunglah ke Cappadocia, engkau akan saksikan kebesaran Allah, melukis bumi dengan bebatuan cadas hijau kecoklatan nan Luar biasa. Nevsehir City.

Recommendation Place Klik :http://www.facebook.com/photo.php?fbid=4314662181252&set=pb.1127859157.-2207520000.1360487194&type=3&theater

POTONGAN KEDUA

#4.
Denizzly, kota Mungil yang memberiku kesan sari pati kehidupan. Aku memiliki keluarga baru di sini. tinggal selama 6 hari 5 malam. menelusuri Bumi Keajabaiban Turkey, Wonderfull Heritage Land in the World "Pamukkale."

#5.
Aku melihat seperti apa Allah melukis birunya langit. Biru itu berbeda dengan kebiru-biruan, bukan pula warna biru laut keperakan. Biru itu langit yang disampingnya engkau bisa saksikan warna putih. Dan aku duduk bersanding bersama lale meski dengan saling "bercekikik" karena kami saling berlomba untuk sampai di ujung bumi berbatu putih. Di sisi batu keras putih mengalir hangatnya air belerang yang saat kaki ini menggigil karena dinginnya air pamukkale aku bisa celupkan kakiku di hangatnya air pamukkale yang mengalir di samping air yang sejuk dan nyaris membekukan tubuh.

#6.
Di tempat ini aku dan Lale menari-nari, bak puteri salju yang tidak memiliki tempat untuk meletakkan sepatu dan kaos kaki. Aku melihat dengan jelas, bagaimana bentuk matahari yang cahayanya emas keperakan itu menyentuh celah-celah bebatuan dan bangunan tua Bodrum Gymnasium abad ke 1 Masehi. Bagimana cahaya emas keperkan itu membuat hatiku berdebar-debar dan akhirnya mengeluarkan luapan panggilan keras yang menumbur-numbur dinding kuno zaman Hierapolis, "Endonezya" itulah kata yang aku teriakkan bersama lale di tengah terkagum-kagumnya keluarga Ayca, keluarga baru Turkiku. Teriakan yang nyaris membuat pengunjung berwajah bulat, bermata sipit yang mirip artis-artis grup band Korea itu memandang lucu padaku.

#7.
Pamukkale adalah tanah Keajaiban. bagaimana aku bisa merasakan "Allah mencelupkan warna" secara sempurna.

POTONGAN KETIGA

#8.
Aku bangga bertemu dengan arek-arek Indonesia. laut biru keperakan itu menjadi saksi bagaima kisah "Sambel telur, nasi putih dan sop" itu di bincang secara serius oleh teman-teman mahasiswa Indonesia. Di tengah kesibukan mereka dalam agenda kelas perkulihan.

Aku bisa duduk dan memandang laut dengan kekaguman yang matang dari puncak Rumelli hisari. Merasakan memeluk batu dengan kaki gemetaran karena pendakian yang curam. Itu konyol. Tapi aku ingin tahu seperti apa rasanya kaki ini menyentuh pucuk Benteng di sisi Marmara yang syahdu. ISTANBUL.

#9.
Itu hari-hari yang konyol bagiku. Menjejaki istanbul dari Ujung ke Ujung, menyeret serta rekan-rekan Indonesiaku. Melupakan kapan terakhir kali kami tidur dengan baik, melupakan terakhir kali kami nonton TV, yang kuingat Istanbul yang berdesakan dengan lampu-lampu kotanya yang hingar bingar itu di dominasi oleh cerita "Hantu kamar No 13, Hantu bakso, Hantu Pocong dan hantu-hantu lainnya" dan kisah hantu yang membanjiri kedua telingaku, ah dasar mbah Dukun Istanbul.

#10.
Benteng itu bernama Benteng penaklukan Sultan mahmed II. Meski hujan dan dengan kaki terseret-seret karena kami berada di puncak kulminasi kelelahan yang tiada terkira, aku tetap memaksakan diri dan membuat si Lale melupakan batuk dan demamnya. Aku menyaksikan betapa kokoh dan gagahnya benteng itu. Sepanjang waktuku di penuhi hayalan. "Aku bermimpi, satu waktu Endonezya memiliki pemimpin nan cerdas, sholih, dan pemberani bak Sultan Mahmed II, yang sejak usia akil baligh belum pernah sekali pun meninggalkan Tahajud." Itulah mimpi yang hinggap di otakku sepanjang perjalanan menyusuri Benteng Penaklukan Konstantinopel.

#11.
Camar-camar laut terus mengepak. tajam lintasannya, dan kokoh paruhnya menyibak lautan yang ombaknya berderap-derap. Aku duduk di sisi laut, sejurus memandang pesona Kemegahan Jembatan sultan mahmed II yang melintas Gagah di atasnya, memunculkan bayangan Bhosporus yang membentang sempurna. Kemerah-merahan wajahku karena malu dengan kerdilnya "rasa syukurku."

Kejayaan Islam yang tiada bandingannya. Pukulan ombak mendesak batu disekelilingnya, dengan hati yang bertanya-tanya aku tulis dengan jujur, mengapa Turkey menjadi tempat istimewa masa kejayaan Islam. Mengapa kota ini begitu berkelip-kelip hingga matahari rela memberikan sinar emas keperkannya di semua sudut kota ini. Indahnya tidak bisa aku tulis. Seperti sebuah gemulai rasa rehat saat kita mendengar adzan. duduk berselonjor menyandar dinding kekokohan Desain kemegahan Mimar Sinan_pada dua masjid tersohor "Blue Mosque, Sultan Mahmed" dan Sultan Sulaiman_

#12.
Blue Mosque dan Hagia sofia, adalah desain yang menukik-nukik di dalam hatiku Langit-langitnya menumbur dan memunculkan "kekaguman" yang sulit aku tulis di atas langit ke tujuh. Mungkin ini berlebihan. Jika kita berdiri dinatara tiang-tiang kemegahannya, akan merasa kerdillah diri ini, betapa Cerdas dan dalamnya ilmu Mimar sinan Arsitektur pilihan Sang Sultan mendesain rumah Allah ini.

#
Akan merasa semakin kerdillah kita karena untuk menghafal 1 surat pendek saja, bahkan aku berat untuk "mengistiqomahinya" sementara sang Sultan Mahmed II, diusianya ke 21 telah menguasai 6 bahasa dengan ibadah-ibadah Unggulan yang aku bertanya "masih adakah sang Penakluk malam bak beliau". Pantaslah jika beliau menjadi "Sang PENAKLUK" kontantinopel. Maka aku bermimpi "suatu masa Negeri merah putihku, memiliki pemimpin yang malamnya untuk Tuhan-Nya, Allah Semesta Alam." Ah, itu mimpi yang memenjarakan fikiranku sepanjang waktuku.

Entahlah, semua masih menjadi teka-teki bagiku. Hingga detik ini.

#13. POTONGAN KE EMPAT

Ungkapan terimakasih, aku tulis, untuk yang telah membuat potngan kisah ini menjadi hidup dan bergerak-gerak di dalam hatiku.

Buat dek Imas Walijah, matersuwun atas sarapannya menu turki indonesia saban pagi dek, sudah direpoti :D, buat Penunggu Hagia Sofia plus photografer colongan Arif Darmawan, buat Mbah Dukun plus potografer ulung istanbul yang super KEREN dengan cerita HORORnya Irwanto Wardiyah, besok cerita hantu jeruk bali atau hantu golngan darah A :D, buat Penunggu Kutuphane Safrin Sang Perantau calon pengamat dan pelaku Ekonomi masa depan, teman2 PPI istanbUUULLL, bang Rois n ridho dengan hantu baksonya...

plus yang istimewa buat yang bergolongan darah KHUSUS si tangguh Lale Fatma Yulia Ningsih, semoga golongan darahnya tidak tertukar dengan O dan A :D Lope U ukh. Kita TAKLUKAN DARATAN EROPA ukh insha Allah...

Buat TIGA 4 PENDEKAR ISTANBUL, dan PENUNGGU BUS PUKUL 12 MALAM Dini hari. ...terimakasih banyak "Mengapa Kalian BAIK Sekali?" itu hal yang menjengkelkan :D

Salam AL-ARDVICI
@eviexist
 — 

6 comments:

Rijal said...

Assalamu'alaikum

halo
mohon maaf menganggu
saya mau bertanya
untuk tahun 2012 yg diterima S1 berapa ya?

Evi Marlina said...

Alaikumslmwrwb.

Halo Rijal, kakak kurang tahu berapa jumlah totalnya, kalo tak salah jumlah total yang di terima 60 untuk Indonesia, yang terdiri dari quota s1 20, s3 25, dan 15 untuk s3

Rijal said...

oh gitu ya kak
biasanya klo yg dipanggil untuk interview berapa orang ya kak?

terima kasih sebelumnya
saya mau nyoba untuk tahun ini, doain ya hehe

Evi Marlina said...

Emm brp ya...
Yg kk ktahui brdsarkn email yg dkirimkn pnitia ada krg lbh 40.000 pelmar beasiswa ini thun 2012, tpi kk tdk thu total yg dtrima. Klo kk dulu dlm 1 hari ada krg lbh 30 org yg interview. Klo tk slh interview dlkukn slm 1 minggu.

Sukses ya. Trus smngd.

Rijal said...

oh iya kak, dulu kakak mengisi formulir sama letter of intent nya pake bahasa inggris? atau bisa pake bahasa indonesia (soalnya saya liat di form tahun 2012, katanya bisa di isi sama native language kita)

Evi Marlina said...

Halo rijal, kakak dulu semuanya pakai bahasa Inggris, karena dikirimkan secara online ke panitia YTB TURKI, jadi bahasa Inggris