Bismillahirrakhmanirrakhim...
Kepada suamiku,
Mas Faris Jihady Hanifa.
Pukul 09:21 PM – Ankara, 21 Maret 2015.
Musim semi di negeri tempatku belajar akan segera tiba Masku. Bunga Sakura
mulai bermekaran di sepanjang jalan kota, dan engkau tahu betapa aku mencintai
bunga kecil nan berkelompok mungil perdu-perdu itu. Riang dan sumringahnya
hati ini menceritakan segala hal tentang keindahannya. Dan engkau yang dengan
sabar menyimakku, meski sudah puluhan kali aku mengulang kisah yang sama.
Setiap pagi matahari berpendar dan sinar hangatnya menyapa jendela kamar yang
menyentuh kedua kelopak mata, senantiasa mengingatkan pada suaramu yang selalu
ringan memanggilku dengan sebutan “ya ghaliyati” meski aku tidak tahu
tentang makna panggilan itu. Namun aku yakin itu pasti sebuah panggilan yang
indah, baik maknanya lagi istimewa.
Di tepi kerinduan di negeri yang mengandung penuh sejarah ini ada satu hal
yang sedikit mampu mengobati rasa rinduku, adalah menyusuri hari yang kini aku
tak lagi sendiri beriang menyambut hari. Semua hal yang bisa aku kisahkan
padamu dengan penuh, dengan segala kata yang halal dan tak berbendung bahasa.
Dan untuk yang kesekian kalinya engkau dengan tulus menyimak atau memandangku
dengan senyum yang selalu mampu meneduhkan hati dan risauku.