Emm...tik tok. Bismillah.
Sudah lama rasanya ares-aresan buat nulis. Alhamdulillah tidak terasa sudah genap 9 bulan 2 hari usia kandungan ini. Segala puji hanya bagi Allah yang telah memberikan kekuatan untuk melewati masa-masa hamil muda saat merantau, pun meski saat tulisan ini saya tulis juga dalam kondisi merantau, hanya bedanya kali ini merantaunya tinggal di rumah ibu mertua. Alhamdulillah, meski jauh dari suami paling tidak ada keluarga suami. Heu, rasanya berat juga ya ternyata jauh dari suami itu. Hehe..apalagi jatuh cintanya pada suami semakin bertambah-tambah setelah pernikahan. Padahal semasa lajang rindunya paling ke orang tua, ke kampung halaman, dipakai buat ngerjakan tugas terobati deh. Tapi, setelah menikah rindunya setiap waktu ke suami.
Sudah hampir seminggu lebih ini saya giat jalan pagi di sekitaran rumah komplek. Selain memang untuk terapi menjelang persalinan juga karena PR dari dr. Dewi, S. Pog supaya rajin jalan pagi . Hihi, kalau dulu ada Mas Faris rajin keliling komplek. Kalau saat ini cukup keliling di samping rumah, beberapa kali keliling.
Serampung shalat subuh dan tilawah, belanja sayur di mamang sayur komplek. Kesukaan saya adalah memilih sayur dan mencari menu makan (kebayangnya seperti masakan di kampung halaman). Bedanya di kampung terbiasa masak sendiri. Disini ada bibi yang membantu memasak, jadi terkadang saya sudah membayangkan sayur tumis pelecing kangkung hijau krenyes-krenyes ditangan bibi jadi berwarna merah cabai berair penuh dan warna hijau daunnya hilang. "Loh, kok ndak seperti yang tak bayangkan." Xixi...beda tangan memang beda rasa dan hasilnya.
Pagi ini saat belanja sayur ketemu Mbak jamu gendong. Hemm...saya dulu waktu kuliah S1 suka sekali konsumsi jamu jahe manis. Duh, elus elus si debay jadi kepengin minum jamu. Alhasil saya pun minta Mbak jamu gendong buat mampir ke rumah, sementara saya memilih sayur. Hari ini kebayangnya masak pepes ikan dan tumis pare pahit. Bapak mertua suka sekali dengan sayur-sayur pahit. Selera makanan saya dan Bapak mertua ternyata sama plek. Contohnya Bapaj suka tumis daun pepaya, kembang pepaya, oncom pelecing, botok, goreng ikan peda, termasuk juga pare pahit. Ahaaii asiik, sama pecis dengan seleraku. Hihi..kalau selera Mas Faris selera Sumatera juga sebenernya, kayak rendang, sambel kentang, dan yang berbau sambel gitu. Selera kami sama untuk urusan rendang. Tapi aku lebih suka daging, nah kalau Mas Faris ayam bakar, ayam goreng. Padahal harga daging kan mahal ya. Hehe, jadinya yang penting ada ikan asin peda. Nyummi.
Loh..loh...kok jadi cerita makanan. Eits, tadi kan cerita soal jamu ya. Jadi setelah belanja saya jalan keliling dan akhirnya Mbak yang jual jamu mampir ke rumah. "Mbak saya sedang hamil, bagusnya yang saya minum jamu apa ya?" Tanya saya ke Mbak nya. Kata Mbak nya Jamu beras kencur. Kalau setelah melahirkan baru jamu kunyit. Jamu kunyit tidak boleh diminum saat hamil. Alhasil saya pun mnum segelas jamu beras kencur. Segernya, alhamdulilah.
Setelah minum, pulang ke rumah nyerahkan belanjaan ke bibi langsung searching bolehkah minum jamu gendong beras kencur untuk ibu hamil. Hemm...dari banyak tulisan dan sumber tidak ada larangan konsumsi jamu beras kencur untuk ıbu hamil, malah bagus. Kecuali jamu kunyit tidak ada satu pun yang membolehkannya dikonsumsi saat hamil. Untuk itu, akhirnya saya nginbok Mbak di kampung halaman, yang sudah berpengalaman. Apakah boleh minum jamu beras kencur saat hamil. Mau nanya dr. Dewi (dokternya dedek bayi) masih harus menunggu jadwal kontrol. Kita nunggu balasan dari Mbakku tersayang.
Oke, dah dulu ya. Saya mau cek bibi, biar hasil pepes ikan kembungnya sesuai dengan yang saya fikirkan hasilnya. :) :)